JAKARTA – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyiapkan langkah matang untuk mencapai Indonesia Emas tahun 2045 di sektor kesehatan. Langkah ini merupakan kebutuhan masyarakat dalam mendukung fasilitas layanan kesehatan berkualitas, seperti mesin USG.
Hal ini diutarakan Menteri Budi Gunadi Sadikin dalam acara diskusi “Kedaulatan Kesehatan” di Media Center Indonesia Maju, di Jalan Diponegoro No. 15, Menteng Jakarta Pusat, Kamis (14/12/2023).
Bersama Menteri Budi Gunadi Sadikin, pembicara lain adalah Wakil Direktur Utama Biofarma Group Soleh Udin Al-Ayubi, dan CEO Lifewell Indonesia Andira Utami. Adalah Arya Sinulingga, Staff Khusus III Kementerian BUMN bidang Komunikasi Publik sebagai pemandu diskusi tersebut.
Menteri Budi Gunadi Sadikin mengatakan untuk mencapai Indonesia Emas 2045, perlu adanya upaya dari berbagai sektor, tidak terkecuali sektor kesehatan. Budi Gunadi Sadikin optimis negara kita bisa mencapai masa emas dengan langkah yang telah berjalan dan persiapan, salah satunya fasilitas layanan kesehatan berkualitas.
Budi Sadikin mengatakan Kementerian Kesehatan akan memenuhi fasilitas mesin ultrasonografi (USG) di seluruh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Indonesia. Pengadaan mesin USG ini telah mendapat persetujuan dari Presiden Joko Widodo untuk menekan angka kematian bayi dalam kandungan.
“Target kami akan memfasilitasi Puskesmas seluruh Indonesia di akhir tahun 2023,” janji Budi Sadikin.
Budi Gunadi Sadikin menyebutkan data Kementerian Kesehatan, Indonesia memiliki 10.000 Puskesmas namun hanya 2.200 puskesmas yang memiliki mesin USG. Padahal salah satu faktor meningkatnya angka kematian bayi dalam kandungan disebabkan karena tidak melakukan pengecekan rutin.
“Presiden Jokowi jika sudah terkait kedaulatan bangsa, kebutuhan masyarakat, pasti akan bertindak tegas dan cepat,” ungkap Budi.
Budi Gunadi Sadikin menambahkan untuk mencapai cita-cita Indonesia emas 2045, masyarakat Indonesia harus mendapatkan gaji Rp 15 juta per bulan. Guna meningkatkan pendapatan hingga Rp 15 juta perbulan, Menteri Budi menegaskan butuh dua persyaratan utama. Yakni sehat dan pintar.
Ia menjelaskan definisi negara maju dengan pendapatan per kapita di atas 13.000 US dolar atau sekitar Rp 15 juta per bulan. Saat ini, Indonesia baru mencapai 4.700 US dolar, sehingga masih kategori pendapatan negara menengah papan atas. “Jadi Indonesia masih belum menjadi negara maju,” kata Budi Gunadi.
Menteri kelahiran Bandung 6 Mei 1964 ini menegaskan kategori masyarakat produktif yang nantinya akan mendapatkan gaji tersebut dan termasuk dalam kategori emas dengan dorongan kesehatan.
Sebagai upaya menuju Indonesia emas 2045, Budi Gunadi mengungkapkan Kemenkes selalu siap melakukan penyelarasan program dan fasilitas kesehatan dengan kebutuhan masyarakat.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Direktur Utama Bio Farma Group mengatakan sasaran dan strategi yang harus ditempuh dalam pemenuhan dan peningkatan daya saing dengan ketersediaan farmasi dan alat kesehatan. Salah satunya ketersediaan obat dan vaksin perlu berjalan.
“Saat ini, Indonesia sudah memproduksi sendiri bahan baku obat. Dari 35 bahan baku utama obat, kami (Biofarma) sudah memproduksi 17 bahan baku dan sedang mengerjakan yang ke 18 di negara sendiri,” ungkap Soleh Udin Al-Ayubi.
Soleh Udin Al-Ayubi menjelaskan Biofarma akan terus mendukung roadmap dari Kementerian Kesahatan guna mencapai cita-cita Indonesia emas 2045 dalam sektor kesehatan.
CEO Livewell Indonesia Andira Utami mengatakan dengan adanya upaya promotif preventif yaitu pelayanan kesehatan dengan mengutamakan pencegahan dari pada mengobati. Hal ini menjadi promosi dari Kementerian Kesehatan.
“Sehat itu mahal, tapi kalau jatuh sakit itu lebih mahal,” kata Andira Utami. (*)