Gabungkan Sistem Smart Grid
Jisman mengatakan bahwa tahun ini juga Ditjen Ketenagalistrikan akan mengembangkan sistem smart grid untuk lima lokasi. Smart grid tersebut nantinya akan menggabungkan sumber pembangkit Energi Terbarukan (ET) ke dalam satu jaringan, sehingga akan saling melengkapi dengan pembangkit ET yang memiliki intermitensi.
“Jika kita menginginkan satu grid itu lebih banyak menerima EBT seperti seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan wind (angin), yang mungkin hanya 4 sampai 5 jam sehari, maka diperlukan Smart grid yang membuat Grid kita itu lebih fleksibel itu intinya,” jelasnya.
Dalam program subsidi listrik, pemerintah menargetkan 68,31 TWh atau senilai Rp73,58 triliun. Dan peningkatan jumlah pelanggan listrik dipatok sebanyak 85,2 juta pelanggan, dan mendorong konsumsi listrik per kapita akan meningkat menjadi 1.448 KWh per kapita.
Baca juga: Program Cofiring Energi Terbarukan 2023 Ampuh Tekan Emisi Gas Rumah Kaca
Sementara untuk susut jaringan, Jisman mengatakan bahwa akan berupaya menurunkan di angka 8,6%. Kemudian penurunan emisi ditargetkan sebesar 6,07 juta ton CO2.
Sedangkan, untuk target persentase Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) subsektor ketenagalistrikan, pada tahun ini sebesar 37%, dan target investasi subsektor ketenagalistrikan dipatok USD3,1 miliar.