JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto menyebutkan neraca perdagangan pada 2023 mengalami surplus hingga mencapai USD 258,82 miliar. Angka ini melebihi dari nilai impor sebesar USD 221,89 miliar.
Kemenko Perekonomian mencatat neraca perdagangan mengalami surplus, pada bulan Desember 2023 dengan nilai yang mencapai USD 3,31 miliar. Angka tersebut untuk pertama kalinya sejak tahun 2008 tercipta surplus dengan Tiongkok, yakni sebesar USD 2,06 miliar pada tahun 2023.
“Dengan demikian, sebetulnya langkah-langkah makro yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia sudah berada dalam track yang benar,” ungkap Menko Airlangga Hartanto.
Hal ini diungkapkan dalam acara Investor Daiky Round Table yang bertajuk “Tantangan Ekonomi di Tahun Politik” di Cirebon, Jawa Barat, Rabu (24/1/2024).
Airlangga juga menjelaskan, pendapatan ekonomi per kapita pasca Covid-19, Indonesia masuk di upper middle income country secara konsisten. Bahkan diperkirakan di tahun 2024, income per kapita Tanah Air bisa menembus di angka USD 5.300 sampai USD 5.400.
Baca juga: Wamendag Minta Pelaku Usaha Optimistis Produknya Bisa Bersaing di Luar Negeri
Negara yang masuk kategori upper middle income countries memiliki produk domestik bruto (PDB) per kapita antara USD 4.046 dan USD 12.535. Sampai saat ini, Airlangga mengatakan, Indonesia memiliki fondasi ekonomi yang kuat dan dinilai mampu menghadapi ketidakstabilan kondisi geopolitik dan ekonomi global saat ini.
Terbukti dari perekonomian Indonesia tumbuh positif 4,94 persen (yoy) atau 5,05 persen (ctc) pada kuartal ketiga 2023 dengan tingkat inflasi yang masih terkendali dalam kisaran sasaran sebesar 2,61 persen (yoy) pada bulan Desember 2023.