Program Petani Milenial Kita Tani Muda
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan saat meluncurkan program bisnis petani milenial yang diberi nama ‘Kita Tani Muda’ di Kota Semarang, Jawa Tengah, dibuat kagum oleh omset para petani milenial.
Para petani milenial yang mengeluhkan lahan pertanian itu menggunakan cara dengan sebuah teknologi pertanian, bernama hidroponik.
Dengan modal Rp2 juta, para petani milenial dapat penghasilan minimal Rp 20 juta.
Meski banyak batu sandungan yang harus dihadapi. Seperti, pemasaran, kualitas quality control harus bisa dipenuhi agar harga jual berlipat dari harga pasar, supaya bisa masuk resto hotel.
Terlebih saat pandemi Covid-19, usaha para petani milenial dengan cara hidroponik semakin melesat tajam, akibat permintaan makanan organik yang semakin meningkat.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) itu juga bahas soal kesejahteraan petani.
“Hal yang di tengah yang penting tentang pangan adalah kita ingin petani sejahtera. Setuju tidak? Kan kalau pangannya melimpah tapi petani tidak sejahtera kan tidak pantas. Jadi kita harus memikirkan tentang bantuan subsidi kepada petani, dan harga beli gabahnya di tingkat petaninya juga harus bagus,” papar Puan.
Puan mengatakan penggilingan padi di tengah area sawah akan sangat berguna bagi para petani, apalagi RMU ini dapat menampung 10 ton gabah kering dan per harinya bisa mengolah 5 ton.
Sebagai penutup, perempuan yang lahir pada 6 September 1973 di Jakarta, jelaskan hal yang paling penting dalam pertanian. Yakni, sebuah inovasi. “Jika kita ingin produksi pangan meningkat dan petani sejahtera, maka diperlukan inovasi, diperlukan terobosan,” tegasnya.