JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memproyeksikan neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada 2023 mengalami surplus sehingga menopang ketahanan eksternal Indonesia. Kinerja ekspor batu bara serta besi dan baja sebagai komoditas utama Indonesia yang tetap kuat menjadi faktor yang berpengaruh.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan hal tersebut dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan Januari 2024 di Jakarta, Rabu (17/1/2024).
“Neraca pembayaran Indonesia 2023 diprakirakan mencatat surplus sehingga mendukung ketahanan eksternal,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo.
Perry menuturkan surplus neraca perdagangan berlanjut pada Desember 2023 yang tercatat 3,3 miliar dolar AS dipengaruhi oleh kinerja ekspor komoditas utama Indonesia yang tetap kuat, seperti batu bara serta besi dan baja.
Perkembangan tersebut mendukung transaksi berjalan 2023 tetap sehat dan diperkirakan dalam kisaran surplus 0,4 persen sampai dengan defisit 0,4 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio ke pasar keuangan domestik juga terus berlanjut dengan net inflows hingga akhir 2023 tercatat sebesar 5,4 miliar dolar AS. Kemudian pada Januari 2024 (hingga 15 Januari 2024) tercatat sebesar 3,0 miliar dolar AS.