JAKARTA – Wacana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara sudah berlangsung sejak lama. Bahkan di masa Orde Baru pernah keluar Keputusan Presiden (Kepres) untuk menyipakan Jonggol sebagai ibu kota. Begitu pula di masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat membentuk tim untuk menindaklanjuti pembahasan perpindahan ibu kota baru.
Namun, wacana pemindahan ibu kota yang telah berlangsung lama baru terealiasi di Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Co-Founder Notifikasi/Mahasiswa Pasca Sarjana Kebijakan Publik, Sultan Rivandi menyatakan IKN sebagai kebijakan fenomenal dan bersejarah.
“Secara kebijakan itu terealisasikan. Ini satu bentuk fenomena sejarah yang tidak bisa kita putus, bahwa estafet pembangunan, estafet wacana itu nyata diimplementasikan pada saat ini,” kata Sultan Rivandi dalam diskusi bertajuk “Strategi Keberlanjutan” Visi IKN dan Transformasi Jakarta” di Media Center Indonesia Maju, Jalan Diponegoro No 15, Menteng, Jumat (22/12/2023).
Penentuan lokasi IKN di Kalimantan Timur (Kaltim) menurut Rivaldi sangat tepat. Kaltim tidak berada di wilayah Barat maupun Timur, sehingga ini secara nyata sebagai langkah strategis menuju Indonesia emas tahun 2045.
“Saya melihat ini sebagai lompatan yang luarbiasa, meski pun kita tidak bisa tergesa-gesa. Ada banyak sekali pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan dalam konteks konstruksi pembangunannya misalnya. Seperti persiapan, pemindahan, pembangunan dan penyelenggaran,” ujarnya.
Baca juga: Ridwan Kamil Ungkap IKN Nusantara Bikin Jakarta Sehat
Lalu bagaimana dengan DKI Jakarta pasca IKN? Apakah akan ditinggalkan begitu saja, tanpa atensi yang cukup atau bagaimana?
Rivandi berpendapat dengan segala macam beban Jakarta, bahwa kedepannya terkait perhatian tidak boleh terkalahkan dengan persepsi kita terhadap IKN.
Rivandi mengutarakan Jakarta harus menjadi kota global. Kota global itu dalam arti ketika segala macam persoalannya, seperti misalnya kemacetan dan pendidikan.
“Ini harus bersama-sama diselesaikan, karena bagaimana pun, ketika kita membayangkan ibu kota pindah ke Kalimantan Timur, Jakarta akan tetap menjadi ibunya kota-kota di Indonesia,” ujarnya.
Rivandi menuangkan alasan kenapa Jakarta menjadi ibu dari kota lain krena punya romantisme sendiri.
“Dengan pergolakan sejarahnya dan banyak berbagai peristiwa-peristiwa yang tidak mungkin bisa dilupakan,” terangnya. (*)