JAKARTA – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan tiga tugas khusus dari Presiden Joko Widodo. Pelaksanaan tugas khusus itu menjadi prioritas sebagai menteri kesehatan.
Cerita tugas khusus utama yang menjadi tanggung jawab menteri kesehatan terungkap dalam diskusi bertema Kedaulatan Kesehatan di Media Center Indonesia Maju, Jalan Diponegoro No.15, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (14/12/2023).
Budi Gunadi Sadikin menceritakan ia terkejut saat menerima panggilan dari Presiden Jokowi untuk menjabat menteri kesehatan. Menkes Budi masih ingat betul momen itu pada tanggal 23 Desember 2020. Saat itu, Budi Gunadi sebagai Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Surprised karena saya enggak ada background kesehatan, tapi keputusan itu sangat berani dari RI 1,” ujar Budi Gunadi Sadikin.
Budi melanjutkan dalam pembicaraan tersebut Presiden Jokowi memberi tiga tugas khusus dan utama dalam menjalankan amanah baru itu.
Ketiga tugas khusus utama itu adalah pertama jalankan vaksinasi secara cepat supaya rakyat selamat. Tugas khusus kedua, kendalikan cepat pandemi Covid-19 supaya ekonomi kembali bangkit.
Dan amanat khusus ketiga adalah lakukan transformasi besar-besaran di sektor kesehatan.
Budi Gunadi Sadikin melanjutkan saat pandemi, ia secara rutin menggelar meeting bersama Presiden membahas penanganan cepat terhadap Covid-19.
Setidaknya lanjut Menkes 140 juta lebih dosis vaksin terdistribusi ke 205 juta masyarakat. Jumlah itu tersebar di tujuh ribu pulau Nusantara saat itu.
“Tahun 2021 sampai Agustus 2022 sudah 125 juta orang yang telah vaksinasi,” ujarnya.
Wakil Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Soleh Udin Al Ayubi mengatakan berdasarkan history sebelum pandemi Covid-19 kesehatan selalu menjadi anak tiri dalam setiap pengambilan kebijakan.
Namun saat adanya pandemi Covid-19, kesehatan menjadi anak kandung dalam pengambilan kebijakan.
“Pandemi adalah momen dimana kebijakan kesehatan menjadi kebijakan utama,” ujar Soleh Udin Al Ayubi.
Master Informatika lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini menjelaskan Biofarma harus menjadi mitra penting bagi Kementerian Kesehatan dalam mendukung program pemerintah seperti penyedian vaksin dan obat.
“Pencapaian Biofarma sebagai holding kesehatan saat ini sudah berhasil mengekspor obat ke 153 negara, salah satunya melalui UNICEF dan WHO,” ujarnya. (*)