JAKARTA – Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menyusun tiga strategi pembangunan hilirisasi guna mempercepat peningkatan nilai tambah pertambangan di Indonesia.
Staf Khusus Kementerian ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara, Irwandy Arif dalam agenda talkshow bertajuk “Masa Depan Hilirisasi Minerba” di Jakarta, pada Sabtu (20/1/2024), mengatakan tiga strategi tersebut yaitu, pertama mengutamakan pembelian bahan baku dari dalam negeri.
Kedua, koordinasi dengan Kementerian Perindustrian dalam pengelolaan fasilitas pemurnian dan pengolahan. Terakhir atau ketiga kebijakan fiskal dan non fiskal untuk mendukung pertumbuhan industri hilirisasi dalam negeri.
Irwandy menekankan bahwa peningkatan nilai tambah mineral memiliki peran penting dalam mendukung transisi energi di Indonesia. Nantinya, penggunaan mineral sebagai bahan baku untuk pembangkit listrik tenaga surya, tenaga angin, dan tenaga nuklir.
“Selain itu, untuk pembuatan kabel transmisi dan distribusi, dan baterai kendaraan listrik,” ujarnya.
Baca juga: Terobosan Pemerintah Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik
Menurut UU Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas UU Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, peningkatan nilai tambah pada komoditas pertambangan mineral harus dilakukan melalui proses pengolahan dan pemurnian
Proses ini baik untuk komoditas tambang mineral logam, komoditas tambang mineral bukan logam, maupun komoditas tambang batuan. Ada kewajiban untuk menjalankan proses pengolahan dan/atau pemurnian mineral yang diperoleh dari kegiatan penambangan di wilayah domestik.